JAKARTA - Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai wajar jika beberapa hasil survei menunjukkan Jusuf Kalla (JK) lebih populer dibandingkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
Menurut Yunarto, hal-hal yang membuat JK lebih populer yakni pernah menjadi wakil presiden, pernah mencalonkan diri menjadi presiden dan tidak menarik diri dalam kegiatan sosial maupun politik selepas menjadi wakil presiden.
"JK akan menjadi penghalang buat Ical atau tidak, ini tentu saja menjadi penghalang," kata Yunarto saat berbincang dengan okezone, Minggu (26/2/2012).
Lanjutnya, masyarakat sudah melihat JK sebagai tokoh. Saat dia menjabat sebagai wakil presiden mampu menutupi kelemahan yang ada pada diri Presiden SBY. "Ketika SBY periode sekarang masih seperti ini, nama JK muncul kembali," ujarnya.
Sementara terhadap Ical, masyarakat masih meraba-raba kualitasnya. Termasuk bagaimana gaya Ical dalam berpolitik. Ical juga dianggap sebagai besar masyarakat belum teruji sebagai pemimpin politik. Belum lagi banyaknya isu negatif berkaitan dengan bisnis yang diemban Ical.
Dia meyakini, 50 persen masyarakat lebih mengenal Ical sebagai pengusaha dibandingkan sebagai tokoh politik. Ini juga berbeda dengan JK yang mampu melepaskan identitasnya sebagai pengusaha saat berpolitik.
"Kalau JK, orang sudah membaca, sudah menilai karena lima tahun menjadi wapres. Itu menjadi nilai plus bagi JK," tuturnya.
Yunarto menilai, bukan tidak mungkin hal ini akan membuat internal Partai Golkar yang mendukung Ical akan terpecah. Padahal prasyarat untuk maju sebagai calon presiden adalah mengantongi suara dari DPD.
"Bukan tidak mungkin ada kubu-kubu tertentu yang akan merasa Ical ini bukan satu-satunya pilihan. Figur JK bisa dimunculkan kembali," ungkapnya.
Kata dia, kendati Ical mampu mengatasi pecahnya dukungan internal partai, tapi tetap saja yang menjadi pertimbangan untuk mendukung sesorang sebagai calon presiden adalah persepsi publik. (tri)
(abe)
Sindikasi news.okezone.com
Pengamat: Wajar JK Lebih Populer