BOGOR â€" Deputi Direktur Freedom Institute Luthfi Assyaukanie meminta agar wartawan dapat berhati-hati mengemas isu agama. Hal tersebut agar lantaran isu agama adalah isu yang sensitif.
Â
"Wartawan mungkin bisa menyuguhkan fakta apa adanya menyangkut isu ekonomi, olahraga, atau hiburan, tetapi dalam mengangkat isu agama wartawan harus dituntut lebih cerdas," kata Luthfi dalam workshop jurnalis isu keberagaman yang diselenggarakan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Bogor, Sabtu (30/6/2012).Â
Â
Tugas wartawan, lanjut Luthfi, bukan hanya sekadar melaporkan ketegangan, tapi juga berusaha mendamaikan dan mendinginkan suasana agar potensi konflik yang lebih luas tidak terjadi.
Â
"Semangat yang harus ditekankan di sini bukan hanya memberikan reportase yang benar, tapi juga melakukan pencerdasan kepada masyarakat," imbuhnya.
Â
Media memainkan peranan penting bukan hanya bagi perdamaian dunia, tetapi juga bagi konflik dan peperangan. Bukan itu saja media bisa menyulut konflik yang kecil, menjadi besar dan memicu ketegangan menjadi besar.
Â
"Wartawan atau jurnalis harus objektif dalam pemberitaan. Pemberitaan agama memang sesuatu yang sensitif dan sebagai wartawan kita harus mempertimbangkan hal itu," terangnya.
Â
 Jika sebuah pemberitaan yang netral dirasa tidak cukup mendamaikan situasi yang panas, cara lain yang lebih proaktif harus diusahakan.
Â
"Tugas wartawan bukan hanya sekadar melaporkan ketegangan, tapi juga berusaha mendamaikan dan mendinginkan suasana, agar potensi konflik yang lebih luas tidak terjadi," tukasnya.
(ydh)
Sindikasi news.okezone.com
Bahas Isu Agama, Wartawan Diminta Berhati-hati