BULELENG - Tidak ada firasat khusus dirasakan keluarga sebelum Ni Luh Endang Susiyani (31), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Buleleng, Bali, tewas ditangan perampok di Callifornia, Amerika Serikat. Namun, sebelum kejadian itu, korban sempat meminta dibelikan baju adat Bali.
Duka masih menyelimuti pasangan Putu Artana (52) dan Ni Wayan Sini (53) yang tinggal di Dusun Bubunan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Kerabat dan warga sekitar mulai berdatangan ke kediaman Artana untuk mengampaikan belasungkawa atau sekadar memberi dukungan moral kepada keluarga korban.
Kepergian sulung dari enam bersaudara itu menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Banyak cerita tak habis diurai sebelum ajal menjemput alumni Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Udayana (Unud) itu.
âKalau firasat seperti mimpi jika anak saya mau berpulang memang tidak ada. Cuma ada beberapa permintaan yang menurut kepercayaan orang di sini pertanda perpisahan," ucap Artana kepada Okezone, Senin (30/4/2012).
Permintaan terakhir perempuan yang merantau ke negeri Paman Sam sejak 2009 itu disampaikan melalui telepon saat adik perempuan korban izin untuk melangkahi menikah lebih dahulu, sebulan lalu.
Endang, yang bekerja di sebuah restoran di California, sudah memberikan restu kepada adiknya untuk menikah.
Namun dalam pecakapan itu ada permintaan agar Endang dibelikan perangkat pakaian adat khas Bali lengkap dengan sandalnya.
Permintaan itu dinilai wajar, sebab sesuai adat, jika seorang adik perempuan menikah lebih dulu dibanding kakak perempuannya, dia harus membelikan pakaian. Namun keluarga merasa ada keanehan karena yang diminta pakaian adat.
Sayangnya, belum sempat Endang mengenakan pakaian adat Bali, dia tewas ditembak perampok usai makan malam bersama kekasihnya, Nyoman Armani, Jumat pekan lalu waktu setempat.
Keluarga hanya bisa pasrah dan mengikhlasan kepergian perempuan tulang punggung keluarga itu.
âJika anak saya sudah saatnya dipanggil Yang Maha Kuasa, kami semuanya ikhlas, semoga diberi tempat yang layak di sisi-Nya,â ucap Artana.
Dia berharap, pemerintah bisa secepatnya membantu proses pemulangan jasad Endang untuk segera dimakamkan secara Hindu. Keluarga belum bisa menentukan kapan jasad Endang akan dikubur atau diaben karena harus menunggu hari baik yang akan dibicarakan dengan pihak desa adat.
(ton)
Sindikasi news.okezone.com
TKW di AS Minta Dibelikan Baju Adat Bali Sebelum Tewas