JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Taufik, membantah jika korban yang terkena cairan kimia saat aksi unjuk rasa bukan berasal dari air yang disemburkan oleh Water Cannon saat mengamankan aksi unjuk rasa.
Kepolisian hingga kini masih memburu pelaku penyiraman yang diduga memanfaatkan situasi unjuk rasa saat itu dan menimbulkan aksi anarkisme.
"Cairan itu tidak berasal dari semburan water cannon kepolisian, ada beberapa orang masih kita lakukan penyelidikan dan pengejaran. (Mereka) yang memang memanfaatkan situasi unjuk rasa untuk menimbulkan aksi anarkis sehingga muncul korban empat sampai lima orang wartawan dan tiga orang polisi," ungkap Taufik kepada wartawan melalui keterangan persnya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jaksel, Selasa (3/4/2012).
Taufik juga meminta kepada para korban penyiraman air yang mengakibatkan luka permanen untuk segera melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya. "Sebagaimana teman Ananto Handoyo. Tolong dilakukan pelaporan ke Polda," lanjutnya.
Dia mengaku dugaan sementara, cairan tersebut mengandung asam keras. Namun hasil forensik masih terus dilakukan untuk memastikan kandungan cairan itu.
"Untuk apa cairan itu kita masih melakukan tes lab forensik. Itu diduga asam keras, tapi hasil positif kalau ada hasilnya akan kita laporkan ke media," tandas jenderal bintang satu ini.
Sebelumnya, tiga orang jurnalis menjadi korban penyiraman cairan kimia yang dilakukan demonstran. Tiga jurnalis yang menjadi korban terkena cairan kimia, yakni jurnalis kantor berita Al Jazeera Bobby Gunawan dan Step Vaesen, kamerawan ANTV Hartono, dan kamerawan Jak TV Ananto Handoyo.
(put)
Sindikasi news.okezone.com
Polri Bantah Cairan Kimia Berasal dari Semburan Water Canon