JAKARTA â€" Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo kembali mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terlihat tidak sehat lagi.
Hal itu terlihat dengan keretakan Sekretariat Gabungan (Setgab) koalisi dan adanya desakan sejumlah pihak agar PKS memundurkan diri dari Setgab.
Â
“Saat ini, situasi yang menyelimuti pemerintah sungguh tidak sehat. Koalisi Parpol pendukung pemerintah digambarkan sebagian sedang mengalami keretakan, dan Presiden pun didorong-dorong untuk melakukan reshuffle kabinet. Bahkan ada yang berharap PKS mundur dari koalisi dengan sukarela,†ungkap Bambang kepada okezone melalui pesan singkatnya, Minggu (15/4/2012).
Â
Situasi ini kata dia, terbentuk karena Presiden SBY sendiri tidak bisa menutup-nutupi kegelisahannya akan masa depan koalisi Parpol pendukung pemerintahanya. Kegelisahan presiden ini lanjut dia, setidaknya terbaca dari tiga faktor.
Â
“Pertama, gelombang tekanan dari orang-orang kepercayaan Presiden terhadap PKS. Kedua, upaya memperluas keanggotaan koalisi dengan mengajak Partai Hanura dan Partai Gerindra. Dan ketiga, esensi dari Pidato SBY di hadapan pengurus Partai Demokrat (PD) paska Paripurna BBM di DPR,†jelasnya.
Â
Menurut anggota Komisi III DPR RI ini, situasi seperti sekarang patut dikhawatirkan karena bisa mengganggu kinerja pemerintahan. Konsentrasi pemerintah akan terganggu, terutama para menteri yang merasa partainya terus dipojokkan.
Â
“Situasinya lebih menggambarkan amarah dan dendam, semata-mata karena ada anggota koalisi yang menolak bersepakat dengan pemerintah tentang perubahan harga BBM bersubsidi. Padahal, kalau dilihat dengan mata hati yang jernih, pilihan tidak bersepakat dengan pemerintah itu justru lebih banyak mendatangkan manfaat, termasuk bagi pemerintah sendiri,†tegasnya.
Â
Oleh sebab itu kata dia, kalau semua anggota koalisi asal-asalan bersepakat, siapa yang bisa menjamin stabilitas nasional bisa tetap terjaga seperti sekarang ini? Siapa pun tidak suka melihat massa pendemo berhadap-hadapan dengan polisi, saling dorong dan saling menciderai. Bagaimana pun, menugaskan prajurit TNI menghalau massa pendemo bukanlah pemandangan yang bagus.
Â
Presiden tidak perlu gelisah, karena kegelisahan justru lebih sering menghadirkan persoalan baru. Presiden pun perlu mengendalikan orang-orang kepercayaannya agar tidak terus menerus melampiaskan marah dan dendam terhadap sesama anggota koalisi yang bersikap kritis terhadap pemerintah. Sekarang waktunya berperilaku cerdas. Sikap kritis yang konstruktif mestinya diapresiasi,†tandasnya.
Â
(Munir)
Sindikasi news.okezone.com
Bambang Soesatyo: Pemerintahan SBY Mulai Tidak Sehat