DEPOK - Wartawan Papua Pos, Leiron Kogoya Muliambut menjadi korban pembunuhan, setelah pesawat yang ditumpanginya ditembak kelompok tak dikenal.
Leiron (35) tewas, setelah peluru bersarang di lehernya. Peristiwa itu terjadi, saat pesawat Twin Otter PK-YRF milik Trigana mendarat di Lapangan Terbang Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Minggu (8/4/2012), pukul 08.21 WIT.
Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle Syahbana Nainggolan menilai, kejadian tersebut akibat separatisme yang tak kunjung selesai di Papua.
Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Itu bentuk separatis di Papua. Yang paling bertanggung jawab seharusnya presiden SBY," tegasnya dalam peresmian Papua Center UI, Kampus Depok, Senin (09/04/12).
Karena menurutnya, separatis itu muncul karena kesenjangan sosial sehingga rakyat Papua tak puas. Agar situasi kondusif, maka isu kesejahteraan harus sanggup diwujudkan.
"Jika tidak kondusif, isu kesejahteraan ini akan berdampak pada isu kemerdekaan, tak ada masalah kecil di Papua, yang ada besar dan semakin besar," tandasnya.
Dalam penembakan itu juga mengakibatkan empat orang lainnya mengalami luka tembak. Mereka adalah Beby Astek, Kapten Pilot (40), Yanti Hariminggu (30), Papua Korwa (4), dan Willy Resubun (30) Co Pilot. Semua korban terkena serpihan peluru.
(amr)
Sindikasi news.okezone.com
Wartawan Tertembak di Papua, SBY Harus Bertanggung Jawab