BANDA ACEH - Ratusan warga Aceh Besar masih bertahan di pegunungan Mata Ie, karena trauma dengan terjadinya gelombang tsunami pasca gempa 8,9 Skala Richter (SR).
Warga masih bertahan umumnya berasal dari Kecamatan Lhok Nga, salah satu kawasan terparah dilanda tsunami 26 Desember 2004.
Chusnul Chatimah (27), warga Keude Bieng, Lhok Nga mengatakan, selain di pegunungan Mata le, banyak warga masih bertahan di Masjid Al Istiqamah Gampong Kueh dan belum berani kembali ke rumahnya.
"Masih ramai yang bertahan di gunung, ada sekitar ratusan. Mereka warga Keude Bieng, Lhok Nga, ada juga yang dari Lampeunurut," kata Chusnul dalam perbincangan dengan okezone, Rabu (11/4/2012) jelang dinihari.
Chusnul mengaku sempat juga lari ke pegunungan Mata Ie bersama keluarga dan warga lainnya sesaat usai gempa. Jarak gunung tersebut dari rumahnya sekira 3 kilometer. Warga lari ke gunung karena karena ada yang meneriakkan air laut naik dari arah Lhok Nga. "Jam 22.00 WIB tadi saya sudah pulang ke rumah, tapi masih ramai yang di gunung," ujarnya.
Chusnul mengatakan dirinya bersama keluarga memilih kembali ke rumah setelah memastikan kondisi sudah aman, usai menelpon beberapa temannya di kota Banda Aceh. Kondisi Gampong Keude Bieng, lanjut dia, saat ini masih terlihat lengang karena masih banyak warga yang belum kembali ke rumahnya. "Disekitar tempat aku ini sekarang masih sepi," tuturnya.
Menurutnya warga memilih bertahan karena masih trauma. Sebab diantara mereka ada yang membawa bayi dan orang sakit sehingga khawatir kalau terjadi gempa susulan atau tsunami sulit untuk mengevakuasinya.
"Warga takut apalagi ada isu bakal ada gempa susulan," sebutnya.
Meski sudah berada di rumah, namun Chusnul mengaku masih sangat waspada dengan adanya gempa susulan. Saat tsunami 2004 lalu, Chusnul kehilangan seorang saudara laki-lakinya dan beberapa kerabat dekat lainnya.
(sus)
Sindikasi news.okezone.com
Ratusan Warga Aceh Besar Masih Bertahan di Pegunungan